Jumat, 23 April 2010

RESUME JURNAL AKUNTANSI

RESUME JURNAL AKUNTANSI
MARISHI SHAHDINA
20207689 / 3EB13



Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 2, No. 2, 2007 ISSN : 1907 – 9958



Pengaruh Kualitas Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial
(Survey pada perusahaan go-publik di Jawa Barat)
Disusun Oleh :
Agus Widarsono
(Staf Pengajar Prodi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi & Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI BHMN) Bandung)

Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dalam mencapai tujuan perusahaan diperlukan suatu sistem informasi yang terarah dan teritegrasi dengan baik. Perencanaan sistem informasi merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapatkan perhatian, sehingga bisa diharapkan memberikan kontribusi positif didalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi. Salah satu fungsi dari sistem informasi adalah menyediakan informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya, serta mengurangi ketidakpastian lingkungan, sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan ke arah pencapaian tujuan dengan sukses
(Anthony et al, 1989; Atkinson et al, 1995). Informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi merupakan sumberdaya bagi organisasi, dimana informasi tersebut dapat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk, Apakah Karakteristik Informasi secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan-perusahaan go-publik di Jawa Barat, Apakah Karakteristik Informasi secara partial berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan-perusahaan go-publik di Jawa Barat.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 23 responden (manajer perencanaan keuangan) perusahaan manufaktur go public menunjukan bahwa kualitas informasi dengan karakteristik Relevan, Keandalan, Lengkap dan Ringkas, Tepat waktu, Dapat dipahami, dan Dapat diverifikasi, secara serempak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dan secara partial untuk variabel X1 sampai dengan X4 dikatakan terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan sedangkan X5 dan X6 dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan.
Ramalan akan global village telah terwujud, ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat mempengaruhi gaya dan kebiasaan sendi kehidupan manusia termasuk sektor bisnis. Sehingga paradigma bisnis semakin bergeser kepada arah pencapaian keunggulan kompetitif dengan semakin meningkatnya tingkat persaingan diantara para pelaku bisnis. Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan
kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial (Slater F., 1996).
Untuk dapat meningkatkan kinerja tersebut, maka manajemen perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasikan permasalahan, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup (survive) serta mengendalikan perusahaan (going concern). Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu sistem informasi yang terarah dan teritegrasi dengan baik. Perencanaan sistem informasi merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapatkan perhatian, sehingga bisa diharapkan memberikan kontribusi positif didalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi. Salah satu fungsi dari sistem informasi adalah menyediakan informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya, serta mengurangi ketidakpastian lingkungan, sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan ke arah pencapaian tujuan dengan sukses (Anthony et al, 1989; Atkinson et al, 1995).
Informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi merupakan sumberdaya bagi organisasi, dimana informasi tersebut dapat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan. (Leitch, et al 1992). Ukuran, bentuk, status, dan aktivitas perusahaan yang semakin luas dan besar akan memperkompleks permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan dan manajemen perusahaan itu sendiri. Ditambah lagi tuntutan stakeholder agar adanya transparansi aktivitas perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi yang dapat mendukung keputusan yang diambil manajemen sehingga diharapkan kinerja manajerial lebih baik. Perusahaan yang telah go-publik seiring dengan tujuan atau tuntutan transparansi dan efisiensi dari stakeholder-nya tentu saja harus merencanakan sistem informasinya yang dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan kinerjanya.
Informasi yang tersedia dan digunakan manajemen sangat membantu para manajer dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga diharapkan kinerja akan meningkat. Seperti yang dinyatakan oleh Atkinson et al (1995: 5) bahwa informasi yang dihasilkan dari sistem informasi dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi dari unit organisasi dalam perusahaan. Romney et al, (1992:14), menyatakan bahwa manfaat utama dari informasi adalah mengurangi ketidakpastian, mendukung keputusan, dan medorong lebih baik dalam hal perencanaan dan penjadualan aktivitas kerja. David Kroenke (1989 : 10) menyatakan bahwa manajemen dalam menjalankan fungsi dan aktivitas bisnisnya yang meliputi Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan), dan Controlling (Pengendalian), senantiasa memerlukan informasi untuk membuat keputusan. Berbagai karakteristik umum mengenai karakteristik informasi yang baik banyak dikemukakan oleh para ahli. Menurut Wilkinson (1999:221) karakteristik informasi yang baik adalah quantifiability, accuracy, aggregation, timeliness. Warren and Fees (1992: 371) menyebut bahwa karakteristik informasi yang baik adalah Relevance, Timeliness, Accuracy, Clarity, Conciseness. Mc.Leod (1994) menyebut informasi bermanfaat jika informasi tersebut bersifat Accuracy, Timely, Relevant, dan Complete. Sedangkan menurut Romney (1997) menyebut Relevant, Reliable, Complete, Timely, Understandble, dan Verifiable. Penelitian yang dilakukan oleh Thansi (2004), dengan menggunakan karakteristik informasi (Relevan, Reliability, Comparability, Consistency, dan Understandability) untuk mengukur kinerja keuangan menunjukkan terdapatnya hubungan antara karakteristik informasi yang digunakan dengan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Juniarti & Evelyn (2003) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik informasi (Scope, Aggregation, Timeliness, dan Integration) dengan kinerja manajerial. Penelitian Sinta Setiana (2004) dengan menggunakan variabel dan indikator yang sama dengan Juniarti & Evelyn (2003) juga menunjukkan bahwa terdapatnya pengaruh antara karakteristik informasi dengan kinerja manajerial.
Namun beberapa peneliti yang lain menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan langsung antara karakteristik informasi dengan kinerja manajerial, kalaupun terdapat hubungan hal tersebut dipengaruhi oleh variabel konstektual (Gul, 1991; Chia (1995); dan Nazarudin (1998).
Informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan oleh manajer harus merupakan informasi yang memiliki kualitas atau karakteristik informasi yang baik sehingga pengambilan keputusan tepat dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Bodnar (2003:10) dalam Nunuy (2004), dan Romney et. all (1997 :14) merangkum karakteristik informasi yang berkualitas diidentifikasikan meliputi sebagai berikut :
o Relevant : Informasi dikatakan relevan bila informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan untuk membuat prediksi, atau mengkonfirmasi, atau mengoreksi ekspetasinya dimasa lalu.
o Reliable : Informasi dikatakan terpercaya bila dia bebas dari kesalahan dan bias, serta secara akurat menjelaskan kejadian atau aktivitas organisasi.
o Complete : Informasi dikatakan sempurna atau utuh bila dia tidak meninggalkan aspek-aspek penting yang melatarbelakangi suatu kejadian atau aktivitas yang diukur.
o Timely : Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersedia pada waktu para pengambil keputusan menggunakannya untuk membuat keputusan.
o Understandable : Informasi dikatakan dapat dipahami bila informasi disajikan dalam format yang berguna dan dapat dimengerti.
o Verifiable : Informasi dikatakan dapat diuji bila dua orang yang berpengetahuan secara independent memeriksa, akan menghasilkan informasi yang sama.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei eksplanatory. Adapun operasionalisasi variable didefinisikan sebagai berikut :

1.Variabel Independen ( X)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Karakteristik Informasi, dengan sub variable berikut :
a. Karakteristik Informasi Relevant/Relevan (X1), yaitu informasi dikatakan relevan bila informasi dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan untuk membuat prediksi, atau mengkonfirmasi, atau mengoreksi ekspetasinya dimasa lalu.
b. Karakteristik Informasi Reliable/Keandalan (X2), yaitu informasi dikatakan terpercaya bila informasi bebas dari kesalahan dan bias, serta secara akurat menjelaskan kejadian atau aktivitas organisasi.
c. Karakteristik Informasi Aggregation/Lengkap dan Ringkas (X3), yaitu informasi dikatakan sempurna atau utuh secara lengkap dan ringkas dan bila informasi tersebut tidak meninggalkan aspek-aspek penting yang melatarbelakangi suatu kejadian atau aktivitas yang diukur.
d. Karakteristik Informasi Timely/Tepat Waktu (X4), yaitu Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersebut tersedia pada waktu para pengambil keputusan menggunakannya untuk membuat keputusan.
e. Karakteristik Informasi Undestandable/Dapat dipahami (X5), yaitu Informasi dikatakan dapat dipahami bila informasi disajikan dalam format yang berguna dan dapat dimengerti.
f. Karakteristik Informasi Verifiable/Dapat diverifikasi (X6), yaitu Informasi dikatakan dapat diuji bila dua orang yang berpengetahuan secara independen memeriksa, akan menghasilkan informasi yang sama.

2. Variabel Dependen ( Y )
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Manajerial. Instrumen yang digunakan untuk mengukur Kinerja Manajerial berdasarkan persfektif non-keuangan yaitu, Kemampuan Manajer dalam hal perencanaan (Planning), Kemampuan manajer dalam hal pengorganisasian (Organizing), Kemampuan manajer dalam hal pengarahan (Actuating), dan Kemampuan Manajer dalam hal pengendalian (Controlling), dengan indicator yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Data yang dikumpulkan melalui kuisioner diolah dan dianlisis lebih lanjut, meliputi uji kendalalan dan keshahihan alat pengukur dan dilanjutkan dengan penganalisisan data yang diperoleh untuk menarik suatu kesimpulan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda.

Kesimpulan :
1. Secara Simultan, Kualitas Informasi Manajemen dengan karakteristik Informasi yang : Relevan, Keandalan, Lengkap dan Ringkas, Tepat waktu, Dapat dipahami, dan dapat diverifikasi, berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada perusahaan manufaktur go publik aneka industri di Jawa Barat. Pada penelitian ini manajer memperoleh informasi dengan cukup berkualitas yang memenuhi kriteria relevan, keandalan, lengkap dan ringkas, tepat waktu , dapat dipahami, dan dapat diverifikasi sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan manajer, meskipun masih terdapat variabel lainnya yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mereka, informasi yang berkualitas menjadi bahan pertimbangan yang pertama dalam menentukan langkah-langkah perencanaan sesuai dengan fungsi mereka sebagai pengelola organisasi.
2. Secara Parsial, Kualitas Informasi Manajemen dengan karakteristik Informasi yang : Relevan, Keandalan, Lengkap dan Ringkas, Tepat waktu, Dapat dipahami, dan dapat diverifikasi, berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada perusahaan manufaktur go publik aneka industri di Jawa Barat. Pengambilan keputusan yang dilakukan manajer berpengaruh terhadap perencanaan keuangan, artinya jika pengambilan keputusan dilakukan dengan baik, maka perencanaan keuangan yang mereka buat akan baik pula. Pengambilan keputusan yang baik adalah dengan didasarkan pada informasi yang diperoleh berkualitas sehingga terlihat pada perencanaan keuangan yang disusun. Proses pengambilan keputusan yang meliputi fase-fase identifikasi, pengembangan, dan finalisasi atau seleksi perlu dilakukan dan didasarkan pada informasi yang diperoleh sehingga mendukung dalam pelaksanaan tugas manajer terutama fungsi perencanaan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar